It's My Life Since 2009
Nah, berhubung diriku cenderung masuk ke kelompok darah tinggi, maka aku hanya akan menjelaskan bagaimana darah tinggiku ini. Saat akan membuat surat keterangan berbadan sehat di RSU di kota ku, ibu dokter sampai kaget karena tekanan darahku (tensi): 140/100. Jangankan ibu, aku pun kaget kenapa tensiku sampai segitu. Dan bertanyalah si Dokter padaku, "kamu sudah berkeluarga nak?" belum bu, jawabku. "Kenapa tensimu sampai tinggi begitu? kamu ini masih muda, berkeluarga pun belum". "Saya juga tak tau bu", jawabku sekenanya."Orangtua kamu ada yang mengidap darah tinggi?", "tidak juga bu, tapi dari pihak ibu saya (kakek nenek serta tante dan paman) semuanya mengidap darah tinggi", jawabku lagi." Penyakit seperti itu turunnya langsung dari orangtua nak, bukan dari tante/paman kamu". Syukurlah Bu Dokter masih baik padaku saat itu, aku diberi surat keterangan berbadan sehat hari itu.
Enam bulan kemudian, tepatnya April 2010, aku datang lagi ke RSU itu dengan maksud membuat surat keterangan berbadan sehat lagi. Kali ini Bu Dokter mengenaliku, tensiku masih saja 140/90. Sebenarnya 6 bulan yang lalu Bu Dokter sudah meyuruhku berobat, tapi dasar saya-nya yang masa bodoh dan orangtua tidak percaya dengan ceritaku waktu itu, ku abaikan juga saran dokter waktu itu. Kali ini Bu Dokter marah, dan tidak mau mengeluarkan surat keterangan berbadan sehat untukku.
"Ya sudah, kamu tenangkan diri kamu di ruang tunggu, 15 menit lagi akan ibu panggil, ibu periksa lagi tensimu nanti". Ternyata
diberi waktu 15 menit tidak membuatku tenang, 15 menit tersebut malah
membuatku semakin cemas. Alhasil tensi darahku bertambah naik dan bu dokter tetap keukeh tidak akan mengeluarkan surat berbadan sehat untukku. Tapi.. karna kasian melihat wajah memelasku hari itu mungkin, akhirnya Bu Dokter mengeluarkan surat itu, dengan syarat aku harus mau berobat. Berhubung aku belum mendapatkan kerja saat itu, ditambah tak ingin menyusahkan orangtua, jadi rencana berobatku pun di tunda. Sampai pada Oktober 2010 kemarin, itupun karena aku lagi batuk pilek, tensiku 130/90, diberi obat darah tinggi oleh dokter, setelah itu aku lupa lagi (maksudnya berusaha melupakan darah tinggi itu).
April 2011, aku terkena muntaber, saat dibawa berobat pun Pak Dokter mengernyitkan keningnya melihat tensiku. November 2011 (saat hari Idul Adha), namanya juga idul adha, banyak sapi dipotong dimana2, aku yang waktu itu sedang ada di rumah tante (bekasi) pun ikut makan daging sapi terlalu banyak. Akibatnya jantung berdebar-debar selama 3 hari plus kepala pusing. Saat diperiksakan ke dokter tensiku 150/100. Ternyata eh tarnyata, itu dia sebabnya kenapa jantungku berdebar tak karuan, dada sebelah kiri serasa dipukul-pukul dari dalam. Dan aku diberi obat untuk 5 hari oleh dokter, ketika ku tanyakan pada temanku yang juga seorang dokter, dosis obatnya terlalu tinggi. Sebegitu parahkah?
Seminggu kemarin aku batuk pilek lagi, ketika berobat ke dokter, lagi-lagi pak dokter mengernyitkan keningnya, "tensi kamu terakhir kemarin berapa?" tanya pak Dokter. "150/100 pak", jawabku. "Berapa tensi saya Pak?", tanyaku lagi. "150/90" jawab pak Dokter. "Kamu sudah punya baby?", "Belum Pak", jawabku lagi. "Kenapa tensimu sampai tinggi begini?". Aku hanya bisa terdiam.
Itu kisah tensiku sedari akhir tahun 2009 sampai awal 2012, kalu di kalkulasikan lagi, perkiraanku akhir tahun 2012 ini tensiku akan naik lagi menjadi 160, mungkin begitu seterusnya sampai tahun-tahun ke depan. Siinggg... berpikir ku sejenak, umurku bisa jadi tinggal beberapa tahun lagi nih.
Kini, aku tak bisa lagi makan seenaknya, makan bakso, makan ikan asin dst, makan yg berlemak, makan daun ubi, makan seafood. Demi orang-orang yg ku sayang, dan tentu saja demi diriku sendiri. Dan benar adanya bahwa: Kesehatan Itu Mahal Harganya, Jagalah kesehatan selagi kamu sehat, kalaulah sakit sudah datang, tak bisa kita hindari. Dan aku juga harus bisa mengelola emosiku, supaya tensiku tetap stabil. Tak ada yang perlu disesali, hanya harus kita syukuri, karna kita masih diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah SWT, bahwa kematian itu akan dialami oleh setiap orang, akan ku usahakan sebisa mungkin untuk selalu di jalan-Nya.

Komentar
Posting Komentar