Masih Seperti yang Dulu
"Isshhh... aku tak suka benarlah lihat gaya si dewi tu!". Lagi-lagi hari ini aku mendapat perkataan seperti itu. Tiap kali aku lewat di depannya.. mencoba tersenyum padanya.. bahkan mencoba menyapanya.. tetap saja dia tidak suka. Ku lihat bayangku di cermin, memangnya apa yang salah dengan gayaku ya? Tampilan pas-pasan tanpa make up, orang kaya juga bukan, jadi gaya seperti apa yang tidak dia sukai dari ku?
Biarkan saja, aku sudah mulai terbiasa diperlakukan seperti itu oleh mereka. Keluarga besar mereka khususnya. Mereka masih tidak bisa menerima ku menjadi istri mas Narto, laki-laki yang dulu mereka harapkan menjadi suami saudari mereka. Sikap mereka masih sama seperti yang kemarin, mengajak orang lain untuk menjauhiku atau sekedar mengolok-olok ku dari warung depan rumah.
Dan wanita itu... aku tidak pernah membencinya, hanya tidak suka dengan sikapnya yang menurutku kadang berlebihan di usianya yang tidak muda lagi. Masih sering duduk di samping rumah sambil sesekali melihat ke arah rumah kami. Masih menguping dari sebelah rumah. Mungkin dia tak sabar ingin mendengar kami bertengkar lagi seperti yang dulu-dulu. Syukur deh kami sekarang jarang bertengkar. Ada hikmahnya juga pulang dari kampung suami, kami jadi jarang bertengkar sekarang ^_^.
Sebagai wanita, aku merasa kasihan padanya. Usianya sudah kepala 4 tapi belum jua berkeluarga. Mungkin dia merasa kesepian di rumah saudaranya, makanya dia sering main ke rumah tetanggaku. Tapi mengapa dia masih saja mencari-cari celah atas kesalahan dan kekuranganku? Setauku, dia sudah beberapa kali dikenalkan dengan beberapa pemuda, mungkin karena belum jodoh kali ya, jadi belum ada yang cocok dengan kakak itu. Atau... masihkah dia berharap besar pada suamiku? Apalagi aku belum jua mengandung setelah keguguran 1,5 tahun yang lalu. Mungkin kah begitu? Abaikan pikiran-pikiran aneh itu, wi!!
Semoga saja ada pangeran berkuda yang baik hati yang akan meminangnya kelak, secepatnya. Amiinnn....
Komentar
Posting Komentar