Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Sulitnya Kondisi Ekonomi Saat Ini

Kondisi ekonomi di kota ini sedang memburuk, banyak buruh pabrik yang di PHK.   Alasannya pun beragam, mulai dari habisnya masa kontrak, kaburnya investor karena tidak bisa memenuhi tuntutan buruh untuk menaikan Upah Minimum, tidak lengkapnya berkas si buruh itu sendiri, sampai PHK yang sering dilakukan menjelang hari raya. Setelah berkeliling dan mendata warga disini, saya mendapati suami-suami yang tinggal seorang diri di rumah, sementara anak dan istri mereka pulang kampung. Jujur saya sangat sedih, apakah saya harus melakukan hal yang sama untuk mengurangi beban suami saya?   Apakah kondisi ekonomi yang sulit ini hanya terjadi di kota ini saja? Apakah hal yang sama terjadi di kota-kota lainnya? Mungkin tidak semua daerah mengalami hal ini, karena mereka-mereka yang tinggal di daerah, mereka-mereka yang memiliki tanah atau kebun dapat menanam sayur untuk menutupi kebutuhan hidup mereka, dapat beternak ayam, atau membuat kolam ikan di samping rumah. Semoga cobaa...

Diam Tanpa Kata (Bagian 2)

Diam tanpa kata, bukan berarti kita tidak bisa bersuara. Diam tanpa kata, bukan berarti kita tidak bisa mengeluarkan pendapat. Diam tanpa kata, adakalanya dibutuhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Diam tanpa kata, memberi waktu dan tempat untuk berpikir atau menenangkan pikiran. Diam tanpa kata, seperti yang dinyanyikan oleh D’Massive.

Kampung Flores

Siapa yang pernah mengunjungi Flores? Jujur saya belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur, tapi saya pernah mengunjungi kampung Flores loohh. Jangan bengong baca tulisan saya, di pulau Batam juga terdapat banyak kampung Flores. Kampung itu berada di Kecamatan Sagulung, di pulau-pulau kecil sekitar Batam, dan menyebar di beberapa wilayah Batam lainnya.   Ini adalah kedua kalinya saya mengunjungi Kampung Flores yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Kampung itu terdiri dari rumah-rumah liar yang letaknya cukup berjauhan, diselingi dengan kebun cempedak, dan jalan tanah yang naik turun. Sangat berbeda dengan tempat tinggal saya yang padat, nyaris tanpa pohon, dan panas.   Mereka memiliki seorang tetua adat (kami menyebutnya dengan Pak RT), dan mereka kurang terbuka pada pengunjung seperti kami. Yahh.. kami mendapat perlakuan kurang baik saat pertama kali melakukan pendataan warga untuk Pemilihan...

Sampai Kapan?

Bullying terjadi dimana-mana, tidak hanya di sekolah, namun juga di lingkungan lain seperti RT, RW, atau desa. Menjadi warga baru selalu mendapat bagian untuk dicurigai dan diselidiki, dicemooh atau bahkan diejek. Tapi bagaimana jadinya jika warga baru tersebut malah dijadikan “musuh” oleh seseorang dan juga banyak orang? Cerita ini masih sama seperti waktu itu, saat saya menginjakkan kaki disini untuk pertama kalinya sebagai istri dari suami saya.   Tapi mengapa? Apa salah saya? Mengapa harus memusuhi saya dan mengajak banyak orang untuk ikuti memusuhi saya? Sampai kapan mereka akan terus bercerita bahwa saya merebut milik orang lain?   Mereka boleh saja berkata bahwa dia lebih cantik daripada saya, tapi.. apakah semua itu hanya dapat diukur dari fisik semata? Mereka boleh saja berkata bahwa saya hitam, tapi saya manis kok :D. Apakah dia tidak suka saat mengetahui usia saya jauh lebih muda daripada suami saya? Apakah dia akan terus mengatakan bahwa saya ini sok ali...

Menjadi Pantarlih Itu...

Menjadi pantarlih itu melelahkan, berkeliling ke rumah-rumah warga dan mendata warga, mendengarkan keluh kesah warga yang tidak terdaftar, dan lain-lain. Saya telah mendata warga di RT. A, hanya beberapa rumah lagi yang harus saya datangi karena pemilik rumah bekerja dari pagi hingga malam. Dan hari ini saya memulai pendataan di RT. B, saya mendapat komplain dari pak RT. B ketika melapor ke rumah dia kemarin sore, intinya dia meminta data yang akurat, dia meminta semua warga didata dan mendapat hak pilih.   Berdasarkan pengamatan dan penjelasan dari beberapa warga yang saya datangi, hampir satu per empat warga tidak terdata di daftar pemilih yang saya bawa. Seorang ibu berkata bahwa dia dan seluruh anggota keluarganya tidak mendapat undangan untuk mengikuti pemilu 2013 lalu. Jujur saya terkejut karena saya masih ingat bahwa dua tahun yang lalu saya mengunjungi rumah ibu tersebut bersama tante saya, saya mendata seluruh anggota keluarganya, dan meninggalkan bukti pertinggal unt...

Pantarlih dan PPDP

Familiar dengan sebutan "Pantarlih"? Pernah bertugas menjadi pantarlih? Pantarlih adalah petugas yang bertugas mendata warga yang berhak mengikuti pemilu. Siapa saja warga yang berhak mengikuti pemilu? Tentu saja warga yang berusia 17 tahun ke atas atau warga yang sudah menikah atau pernah menikah (walaupun berusia dibawah 17 tahun). Saya bertugas menjadi pantarlih pada 2013 kemarin. Hmm.. sebenarnya saya terpaksa menjadi pantarlih karena saya harus menggantikan pantarlih sebelumnya yang tidak bisa bekerja karena beberapa alasan. Semua serba mendadak dan sedikit menyebalkan. Saya tidak pernah mengikuti pertemuan di kantor lurah dan sama sekali tidak tahu tata cara mendata warga dengan baik dan benar. Saya bahkan bingung ketika pertama kali menemani tante saya mendatangi rumah seorang warga. Daftar nama yang begitu banyak, nama warga yang terdengar asing di telinga saya, membuat saya kebingungan, lagipula saya adalah seorang warga baru saat itu. Tapi sukurlah ada Ka...

Intermezzo?

Masih ingat dengan pepatah satu ini?   "Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu".   Dan artinya? Yang lain pasti sudah pasti tau kan? Benar sekali, biarkan mereka berkata apa - yang penting kita tetap maju ke depan, biarkan mereka berkata apa - tapi jangan biarkan perkataan mereka menghambat aktivitas kita.   Ibu pernah menasehati saya seperti ini "Sebanyak apa pun jumlah orang-orang menyukai saya, maka sebanyak itu juga jumlah orang-orang yang tidak menyukai saya". Maka terimalah itu dengan lapang hati, bahwa tidak semua orang akan bersikap baik pada kita, walaupun kita selalu mencoba bersikap baik pada mereka. Hidup di rantau orang itu "sesuatu". Selalu diawasi, kadang dihina dan diejek, kadang ditertawakan. Walaupun begitu, selalu ada orang baik yang di sekitar kita (walaupun itu hanya satu orang diantara puluhan orang). Dan satu lagi,, jangan selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah, karena masih banyak ...

Kembali ke Blogger

Apa kabar bloggerku?   Sepertinya itu sudah lama sekali setelah terakhir kali saya menulis disini. Virus yang masuk melalui google chrome membuat saya harus menutup semua akun google (kecuali gmail). Saya sangat khawatir karena saat itu saya memiliki akun di blogger, di google plus, gmail, dan google chrome.   Saya tidak tau harus melakukan apa, antivirus yang saya miliki saat itu selalu memaksa saya untuk terus mengupgrade (dengan biaya yang menurut saya cukup tinggi). Hanya itu satu-satunya cara yang muncul dipikiran saya saat itu, menutup semua akun yang berkaitan dengan google, tidak lagi menggunakan google chrome, membuka gmail dari tempat lain.   Dan setelah saya menemukan sebuah antivirus free tanpa embel-embel, setelah berbulan-bulan menggunakan antivirus itu, akhirnya saya memutuskan untuk membuka kembali blogger saya. Semoga saja setelah ini hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari atau diatasi dengan baik.   Senang berjumpa ...