Galau Part 2
Dulu ketika masih single, aku memiliki beberapa kriteria seperti
apa jodohku nanti: orangnya harus ceria, pandai melucu, supel sama siapa saja,
pandai bermain musik atau setidaknya pandai bernyanyi, bukan orang yang pendiam
seperti diriku, cerewet yang baik hatinya, penyabar. Dan kini aku telah dilamar
orang, tak sampai 3 minggu lagi ijab Kabul akan dilaksanakan. Tapi ternyata
jodohku tak seperti kriteriaku tempo hari.
Dia bukan orang yang ceria, dia tak pandai melucu, bukan
orang yang supel, tak pandai bermain musik (lebih suka sepakbola), dan
sepertinya aku yang bakal cerewet nanti, semoga orang yang penyabar, dan dia
lebih pendiam dariku. Jauh sangat dari perkiraanku.
Kaget? Menyesalkah sudah menerima lamarannya? Hmm.. akan
banyak cobaan ketika hari pernikahan itu semakin dekat. Akan ada saatnya
menyesal: “Mengapa cepat sekali ku terima dia? Padahal baru kenal satu bulan”,
atau “Nyebelin kali ni orang hhegghh”. Ada
kecenderungan sedih, karena anak mama sepertiku yang manja ini, masih ingin
manja-manjaan sama Ibu. Atau masih ada cita-cita yang belum kesampaian, dan
takut setelah menikah nanti pupuslah sudah harapan untuk menggapai cita-cita
itu. Atau masih ingin menikmati kesendirian? Dan masih banyak hal-hal lainnya
yang akan mengganggu sampai hari “H” itu tiba.
Hari-hari galau itu akan selalu ada, mungkin setelah menikah
nanti akan semakin galau lagi. Pesan temanku: perbanyaklah istighfar jika rasa
sedih itu datang, berbaik sangka lah bahwa semuanya akan baik-baik saja. I hope
So.
Mudah-mudahan begitu, mudah-mudahan Allah limpahkan
kesabaran dan keikhlasan bagi kami berdua, dan saling menerima kelebihan dan
kekurangan kami masing-masing.
GALAU, pergi sana jauh-jauh.
Komentar
Posting Komentar