Galau Part 1 (May 04, 2012)

Huff, ku tarik nafas dalam-dalam. Ada apa ini?

Pernikahan, tak hanya menyatukan dua insan, tapi juga menyatukan dua keluarga, juga menjadi impian setiap wanita. Harusnya aku lebih bahagia dari siapa pun saat ini. Tapi kenapa malah menangis? Masih tidak siap kah aku? Masih ragu-ragu kah aku? Mengapa aku jadi begini? Padahal sebulan kemarin aku sangat bahagia, tekadku untuk menikah sudah bulat, tak ada keraguan sama sekali, tapi kenapa seminggu sebelum di lamar jadi begini? Keragu-raguan itu datang begitu saja, tak ada lagi tekadku seperti sebulan kemarin, yang datang hanya rasa takut, mengapa begini?


Kami berkenalan melalui tanteku. Tentelah yang mengenalkan kami. Sehingga sebulan kemudian kami mencoba untuk saling mengenal. 1 bulan bagiku tidaklah cukup untuk mengenal dia. Tapi kemudian dia meminangku. Cincin pengikat telah melingkar di jari manisku seminggu setelah dia meminangku. Karena orangtua dia juga tidak tinggal di Kota Batam ini, begitu pun orangtua ku. Maka orangtua dia meminta cincin pengikat itu diberikan padaku. 1 Bulan setelah cincin pengikat ini melingkar di jari ku, kedua orangtuanya datang ke rumah orangtua ku. Dan malam tadi mereka telah sepakat bahwa hari pernikahan itu tanggal 10 Juni 2012. Jantungku langsung berdegup kencang mendengar kabar itu. Aku yang satu minggu ini gundah gulana dengan keragu-raguan makin bingung dibuatnya. 10 Juni tak lama lagi, hanya 4 minggu lebih beberapa hari saja. What shold i do now? Padahal aku masih meragu begini, apakah tak bisa di mundurkan lagi tanggalnya? tak bisakah memberi waktu padaku untuk memantapkan hati yang sedang tak karuan ini?


Ya Allah... engkau yang paling tau isi hatiku saat ini. Berikanlah ketenangan hati bagiku, jauhkan lah rasa was-was ini, jauhkan lah rasa takut ini, jauhkan lah rasa gundah gulana ini. Jangan biarkan hamba berlarut-larut dalam perasaan ini. Semoga engkau mantapkan lagi hati ini, semoga engkau teguhkan lagi hati ini, semoga dia yang telah memilihku menjadi pasangan hidupnya bisa menerima ku apa adanya, aku pun akan menerima dia, menerima semua kekurangan dan kelebihan dia, bahwa tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu ya Allah, semoga urusan ini bisa dilewati dengan baik, untuk aku dan keluargaku, dan untuk dia dan keluarganya. Semoga engkau jadikan kami keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Amin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Violist yang Satu Ini

Mengerjakan task di timebucks

Kerupuk