Galau Part 3

Dan benar saja, dalam tempo yang se-singkat-singkatnya "galau" itu datang lagi. Kali ini sempat membuat aku dan dia tidak bertegur sapa selama 1 hari. Sungguh   T E R L A L U.

Mengapa hanya diriku saja yang "galau"? Apa dia tidak pernah mengalami sindrom "galau" ini ya? Apakah karena jarak usia kami yang terpaut tujuh (7) tahun, makanya dia santai-santai saja menghadapinya? Ku lihat dia gembira sekali akhir-akhir ini. Dia yang jarang tersenyum pun lebih banyak tersenyum akhir-akhir ini. Kami memang tak bertemu setiap hari. Hanya bertemu akhir pekan saja (itu pun hanya membicarakan bagaimana persiapan pernikahan dan kepulangan kami ke Jambi). Jarang telponan, apalagi sms-an.

Yups, he is not a romantic man. Jangan berharap akan mendengar dia menyanyi ketika "aku" sedang suntuk, karena dia memang tak pandai menyanyi. Atau jangan harap dia bisa bermain gitar, karena dia hanya tertarik dengan pertandingan sepak bola. Dan banyak hal yang akan ku ketahui setelah menikah nanti.

Berlapang hati lah dengan semua itu wi...

Karena Allah telah menentukan semua itu untuk mu..

Tentu saja dia laki-laki terbaik yang telah Allah siapkan untuk mu..

Walau kadang terpikir olehmu "apakah aku benar-benar menyukainya?".. atau hanya "segan" padanya karena usia kami yg terpaut jauh? apakah hanya karena keinginan orangtua yang  "ingin anak perempuannya segera menikah?"

Biarlah waktu yang menjawab semua itu.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Violist yang Satu Ini

Mengerjakan task di timebucks

Kerupuk