Dia Dia Dia

Kami bertemu di kedai pecal milik Etek. Saat itu aku masih membantu Etek di kedainya, tempat dimana aku tinggal sambil melamar kerja. "Ada yang titip salam wi", kata Etek. Orang Lampung keturunan Jawa. Tinggalnya di dekat sini kok. Dia kerja di kontraktor listrik, bagian penyambungan kabel bawah tanah. Itu rumah dia sendiri loh. Bla bla bla... siang itu Etek cerita panjang lebar tentang cikal bakal suamiku.

Setelah mendengar banyak cerita dari Etek. Esoknya ku cari-cari siapa dia--rupanya dia tak datang hari itu ke kedai Etek. Harinya berikutnya ku tanyakan lagi pada Etek yang mana orangnya. "Yang duduk disana Wi, pakai kemeja biru garis-garis". Sekilas ku lihat orangnya, tapi... apah?? kok seperti bapak-bapak yang gemuk plus berkulit gelap??. Diriku syok berat. Etek memang cerita bahwa usianya 35 tahun, tapi ini jauh dari perkiraan--aku juga pernah kenal dengan laki-laki yang usianya terpaut 7 tahun di atasku, tapi... mana suara tawanya besar sekali.

**Syok Berat**



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Violist yang Satu Ini

Mengerjakan task di timebucks

Kerupuk